Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang istri agar selalu disayang suami. Dalam setiap rumah tangga, sudah seharusnya seorang suami sayang istri, begitu juga sebaliknya. Sepasang suami istri harus selalu menyayangi. Istri sayang suami dan suami sayang istri,
merupakan 2 istilah yang sama-sama harus selaras dan sejalan agar
tercipta sebuah keluarga yang harmonis. Selain itu yang paling penting
adalah bagaimana agar Suami betah di rumah.
Berikut ini 10 Tips supaya suami selalu sayang istri:
1. Taat.
Suami dengan segala kelebihannya telah dijadikan Allah sebagai
pemimpin bagi wanita. Keluarga ibarat sebuah kapal, maka mestilah ada
yang menahkodainya. Itulah suami yang yang akan membawanya kemana kapal
berlabuh. Karena itu, istri shalihah harus senantiasa mematuhi suaminya,
kecuali dalam maksiat kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda:
Seandainya aku memerintahkan agar seseorang bersujud kepada orang
orang lain maka pasti (yang paling dulu) aku memerintahkan agar seorang
wanita (istri) bersujud kepada para suaminya. (HR at-Tirmidzi).
2. Pandai menjaga amanatnya sebagai ibu (ummie).
Tugas utama seorang ibu adalah merawat (baik dari sisi fisik maupun
psikologisnya), membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Tugas ini tidak
boleh diabaikan. Agar suami senang, anak harus selalu terawat
kebersihan-nya, juga kondisi psikologisnya. Akan sangat tidak enak
tentunya kalau suami pulang ke rumah melihat anak-anak yang masih tampak
kotor karena belum mandi sore, atau menangis tidak mau berhenti hanya
karena ibunya tidak peka melihat keinginan anak. Kegesitan dan
kecermatan ibu ketika pagi hari harus menyiapkan anak-anak yang akan
berangkat sekolah juga akan membuat suasana rumah terasa lebih segar.
Dengan begitu, suami juga akan merasa tenang ketika akan memulai
aktivitasnya.
3. Pandai menjaga amanat sebagai pengatur rumah tangga (rabbah al-bayt).
Rumah akan sangat terasa nyaman jika senantiasa tampak tertata,
teratur dan bersih. Fisik rumah tentu bukan menjadi syarat utama. Yang
penting, bagaimana istri bisa mengatur dan menjaga kebersihan rumah
sehingga semua anggota keluarga, termasuk suami, betah tinggal di
dalamnya.
4. Pandai menjaga diri, kehormatan dan harta suami.
Ketika suami tidak di rumah, istri shalihah harus pandai menjaga diri
dan harta suami dengan sebaik-baiknya. Ia tidak sembarangan menerima
tamu di rumah atau melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya,
seperti ngobrol ngalor-ngidul dengan tetangga yang kadang secara tidak
sengaja akan bercerita tentang keburukan suami atau keluarga.
Rasulullah saw. bersabda:
Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah
ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah,
yakni…yang jika suaminya tidak ada di sisinya, ia menjaga diri dan harta
suaminya. (HR Ibn Majah).
5. Berilah penghargaan dan kejutan.
Semua orang, tak terkecuali suami, sangat senang jika dihargai.
Penghargaan tidak selalu dalam wujud materi, tetapi bisa pujian atau
pelukan mesra. Cobalah sekali-kali bawakan oleh-oleh kesukaannya saat
dia dengan rela menjaga anak-anak ketika istri harus keluar rumah untuk
berdakwah; kirimkan sms penuh kebanggaan ketika suami selesai mengisi
dengan sukses sebuah acara sebelum peserta memberikan applause; atau
berilah hadiah spesial pada saat-saat tertentu.
6. Menyenangkan jika dipandang.
Nabi Muhammad saw. bersabda: Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (HR Muslim).
Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah
ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah, yakni
yang jika suami memerintahnya, ia menaatinya; jika suaminya
memandangnya, ia membuat suaminya bahagia… (HR Ibn Majah).
Perempuan cantik memang enak untuk dipandang. Namun, kecantikan fisik
bukan segalanya, karena istiri semakin lama juga akan semakin tua.
Buatlah suami agar selalu merasa senang dan betah di rumah dengan
memberi kesetiaan yang ikhlas, senyuman yang tulus dan menawan, serta
cinta dan pengorbanan. Panggillah dengan panggilan yang paling dia
sukai.
7. Bertutur kata lembut.
Saling menasihati antar suami-istri harus selalu dilakukan.
Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna. Siapa pun suatu saat bisa
melakukan kesalahan. Karena itu, penting istri untuk tidak lupa
mengingatkan suami ketika dia alpa. Lakukanlah semua itu dengan penuh
kelembutan. Pilihlah kata-kata yang baik dan santun selama berdialog.
Rendahkan nada bicara dan usahakan dengan intonasi yang terkontrol.
Kata-kata yang baik, jika disampaikan dengan cara yang lembut, akan
melahirkan kekuatan yang besar. Semua itu, insya Allah, akan bisa
menggerakkan jiwa yang lemah, membangkitkan semangat orang yang putus
asa, dan menenteramkan hati yang gelisah. Ia juga akan meluluhkan sikap
yang kaku sehingga nasihat yang semula tidak bisa masuk berubah menjadi
nasihat yang menggugah dan menyadarkan.
8. Tidak membebani, tetapi membantu mencari solusi.
Kehidupan berumah tangga tentu tidak lepas dari persoalan. Sebagai
istri shalihah, ketika persoalan itu datang, bantulah suami untuk
mencari solusi. Kalau tidak mampu, jangan menambah persoalan baru atau
bahkan menuntut sesuatu di luar batas kemampuan-nya. Persoalan-persoalan
kecil yang mampu diselesaikannya sendiri dan tidak memerlukan izin
suami, selesaikanlah dengan segera. Jadikanlah diri istri menjadi tempat
yang nyaman buat suami untuk mengadu dan menumpahkan kepenatan setelah
seharian keluar rumah untuk mencari rezeki atau berdakwah. Biasakan
untuk selalu bersyukur dengan semua nikmat yang didapat, bersabar ketika
menghadapi kesulitan, tawakal jika mempunyai rencana, dan bermusyawarah
dalam menyelesaikan persoalan.
9. Pandai melayani suami.
Urusan perempuan memang tidak hanya seputar sumur, dapur dan kasur.
Namun, istrilah yang bertanggung jawab untuk ketiga urusan itu. Bisa
saja ada pembantu yang memasak, tetapi menyiapkan makan, minum dan
segala keperluan suami di dalam rumah merupakan kewajiban istri. Lakukan
semua itu dengan ikhlas dan penuh rasa cinta. Tentu akan berbeda
rasanya teh manis buatan istri tercinta dibandingkan dengan buatan
pembantu. Insya Allah, akan terasa lebih nikmat. Jadilah istri yang
selalu siap “melayani” suami dan pandai membuatnya “bergairah”.
10. Jadilah pemaaf dan ringan berterima kasih.
Manusia selamanya tetap manusia, yang memiliki sifat pelupa dan
khilaf. Wajar jika suami atau istri sekali waktu berbuat keliru. Karena
itu, diperlukan upaya saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran
agar tetap di jalan Allah. Jadilah istri yang pemaaf dan tahu berterima
kasih.