Minggu, 21 Desember 2014

Tawakal Bukan Pasrah


Dear muslimah, jika ada yang melamarmu tanyakan latar belakang si pelamar, tidak cukup bagimu memasrahkan semua kehendak kepada Allah SWT meski si calon suami terlihat begitu alim dan terpelajar. Sekedar menyerah dan pasrah tanpa usaha adalah pemahaman yang keliru tentang makna tawakal.

Tidak hanya perkara mencari jodoh dibutuhkan usaha. Mencari reziki pun butuh usaha. Jangan kira hanya duduk beribadah kepada Allah lantas menunggu datangnya reziki? Ini juga tawakal yang keliru, sahabat.

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. at-Thalaq: 3)

Dari Umar bin Khaththab Rodhiyallohu Anhu, Rasululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Andaikan kalian tawakal kepada Allah dengan sebenarnya niscaya Allah akan memberi rizki kepada kalian seperti memberi rizki kepada  burung. Mereka pergi pagi dengan perut kosong dan pulang sore dengan perut kenyang.” (Shahih,HR. Tirmidzi: 2344, dan berkata hadits hasan shahih, Ibnu Majah: 4164, Ahmad, dishahihkan al-Albani)

Tawakal ialah ibadah hati yang tidak terkait dengan pekerjaan badan. Hati tak akan menggubris kegiatan anggota badan kita baik kaki, tangan dan lisan yang sepatutnya berusaha, bekerja keras sehingga tidak semata – mata hanya tergantung pada-Nya.

Tawakal yang benar adalah menyandarkan diri akan semua yang akan terjadi kepada Allah SWT setelah kita melakukan usaha sesuai kemampuan dan keyakinan.
Maka dari itu, bila hendak meninginkan suatu pencapaian, harapan, impian dan keberhasilan ada tiga hal yang saling berkaitan dan dilakukan secara berurutan.

Keyakinan adalah landasan utama mencapai tujuan. Ikthiar, kerja keras adalah jalan menuju impian. Dan tawakal adalah hal yang tak boleh terlewatkan.

Jika keyakinan dan Ikthiar telah dijalankan, maka tawakal terhadap apa yang akan terjadi  kelak kita serahkan pada Yang Maha Berkehendak, baik itu impian kita berhasil dicapai ataupun tidak.

Rabu, 01 Oktober 2014

Sudah Benarkah Qurban Kita?

Salah kaprah pada penyelenggaraan kurban:
Ilmu ini kami dapat dari ustadz Dhanu sudah belasan tahun yang lalu, mungkin ada sebagian yang masih belum mengerti oleh karena itu kami mencoba share:

*Salah satu syarat berkurban adalah bagi YANG MAMPU, untuk kurban kambing perorangan, untuk kurban sapi/kerbau/onta rombongan maksimal 7 orang, salah kaprahnya:

  1. Siswa-siswa SD-SMA biasanya diminta pihak sekolah untuk patungan korban kambing yang mana kambing tidak bisa dibuat rombongan atau patungan kurban sapi dimana bisa puluhan atau ratusan anak iuran disitu dan anak-anak itu belum termasuk golongan yang mampu. 
  2. Memang maksudnya melatih tapi ada hal yang harus ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya bahwa hewan yg disembelih itu bukan hewan kurban karena sudah menyalahi syarat untuk berkurban.
  3. Berkurban atas nama orang lain entah istrinya atau anaknya secara bergantian setiap tahun. Ini juga kurang tepat karena menyalahi syarat, cukuplah bagi kepala keluarga atau yang mampu di keluarga tersebut untuk berkurban Insya Allah pahalanya buat diri sendiri dan keluarganya.
* Hanya Golongan yang berhak menerima kurban, salah kaprahnya:
  1. Kebanyakan dari kita jika hari raya kurban dijadikan semacam "pesta", semua orang di desa atau lingkungan tersebut dibagi daging kurban termasuk bagi golongan yang mampu, bahkan sebelumnya ada yang memesan bagian tertentu atau untuk perangkat desa atau orang yang dituakan diberi bagian yang paling bagus atau paling banyak padahal mereka termasuk golongan yang mampu.
  2. Jagal meminta bagian tertentu atau diberi bagian dari hewan kurban tersebut sebagai pembayaran. Ini juga tidak tepat karena pembayaran bukan bagian dari hewan yang disembelih. Bahkan nabi pernah berpesan kepada sahabat Ali ra untuk tidak melakukan hal tersebut.
  3. Jagal boleh diberi bagian dari hewan kurban jika dia termasuk golongan yang berhak dan bukan sebagai pembayaran.
  4. Panitia diberi jatah tersendiri dari hewan kurban tersebut, ini juga kurang tepat kecuali jika panitia termasuk golongan yg berhak menerima.
  5.  Ada beberapa kejadian pihak masjid sebagai panitia kurban meminta kulit sapi untuk dijadikan bedug masjid. Ini juga kurang tepat, seluruh bagian dari hewan kurban baik itu daging, tulang, tanduk, jeroan, kepala, kulit semua adalah milik "Golongan Yang Berhak Menerima".
Inti dari kurban adalah keikhlasan, Allah hanya ingin melihat keiklasan kita semata.
Mari pelan-pelan kita benahi pelaksanaan Idul Qurban minimal dimulai dari diri sendiri.

Kamis, 10 Juli 2014

LEMAH LEMBUT BERTUTUR KATA DAN MENGENDALIKAN AMARAH








Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya degan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan Rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan makhluk-makhluknya. 

Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri. 

 Keutamaan sifat Ar-Rifq (lemah lembut).
Sebagaimana telah diterangkan diatas bahwa sifat Ar-Rifq (lemah lembut) merupakan sifat yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan juga dengannya akan bisa meraih segala kebaikan dan keutamaan. Dengannya pula akan melahirkan sikap hikmah, yang juga merupakan sikap yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam berkata dan bertindak.

Dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk-duduk bersama para shahabat radhiyallahu ‘anhum di dalam masjid. Tiba-tiba muncul seorang ‘Arab badui (kampung) masuk ke dalam masjid, kemudian kencing di dalamnya.

Maka, dengan serta merta, bangkitlah para shahabat yang ada di dalam masjid, menghampirinya seraya menghardiknya dengan ucapan yang keras. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka untuk menghardiknya dan memerintahkan untuk membiarkannya sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian setelah selesai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta untuk diambilkan setimba air untuk dituangkan pada air kencing tersebut. (HR. Al Bukhari) 

Kemudian beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil ‘Arab badui tersebut dalam keadaan tidak marah ataupun mencela. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menasehatinya dengan lemah lembut: “Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk membuang benda najis (seperti kencing, pen) atau kotor. Hanya saja masjid itu dibangun sebagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al Qur’an.” (HR. Muslim)

Melihat sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang demikian lembut dan halusnya dalam menasehati, timbullah rasa cinta dan simpati ‘Arab badui tersebut kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia pun berdoa: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun bersama kami berdua.” Mendengar doa tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dan berkata kepadanya: “Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah).” (HR. Al Bukhari dan yang lainnya)

Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidk pernah terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan problemanya. Demikian agungnya akhlak ini sehingga Rasullah memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya :Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa) (HR. Muslim)

Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasehat : Janganlah kamu marah. Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : Janganlah kamu marah (HR. Bukhari). 

Dari hadits ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah.

Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh hawa nafsu yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dari kelemahlembutan.

Semua manusia pada dasarnya memiliki sifat marah, karena marah adalah salah satu tabiat manusia, maka agama tidak melarang marah tetapi kita diperintahkan untuk dapat mengendalikan marah dan senantiasa menjadi pemaaf, seperti yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala dalam Qs Al A’raf ayat 199 yang artinya “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”.

Bagaimana Sich Cara Mengendalikan Marah? 

Al Imam Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata : “Empat hal, barang siapa yang mampu mengendalikannya maka Allah akan menjaga dari syaitan dan diharamkan dari neraka : yaitu seseorang mampu mengatasi hawa nafsunya ketika berkeinginan, cemas, syahwat dan marah”. 

Kemarahan dapat dipacu oleh hal yang prinsip maupun yang tidak prinsip. Setiap muslim harus marah manakala kemuliaan Islam dilecehkan. Sedangkan kita dituntut untuk dapat mengendalikan marah sekaligus mema’afkan orang lain ketika penyebab marahnya tertuju kepada diri sebagai pribadi. 

Marah Merusak Fisik dan Mental. 

Kemarahan adalah bara api yang ditanamkan setan ke dalam hati manusia sehingga fisik kita pun dapat melihat tanda-tanda kemarahan seperti mata yang menjadi merah, urat lehernya menegang, tangan gemetar sampai mengeluarkan sumpah serapah. Jika tidak dapat mengendalikan marah, maka manusia dapat kehilangan akal sehatnya. 

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. 

Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Sallam bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad).

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (Muttafaqqunalahi) (H.R. Malik)

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. 

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan: Ada seseorang lelaki yang datang pada Rosulullah dan mengatakan “Wahai Rosulullah, ajarkanlah saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya kepada surga dan menjauhkan dari neraka. ” Maka beliau bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan. Maka menahan marah merupakan salah satu hal yang harus kita latih agar mendapatkan kenikmatan di surga kelak. 

Tips untuk mengendalikan amarah. 

1. Membaca Ta’awwudz.
Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).

2. Berwudlu. 
Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud). 

3. Duduk.
Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud). 

4. Diam. 
Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad). 

5. Bersujud. 
Artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi).

6. Tingkatkan Empati.
 Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain. Ini akan membuat Anda menemukan kecakapan baru, bahwa Anda bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Maka, orang lain akan lebih menghargai Anda.

 7. Memaafkan. 
Betapa pun Anda pernah luka di “hati” yang dalam membekas, cobalah untuk memaafkan…meskipun menurut Anda hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan. Cobalah melepaskan amarah dengan memaafkannya. Percayalah, Anda akan merasakan “pelepasan beban” yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani. 

8. Toleransi.
 Belajar menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Dengan sikap toleran ini, maka pada saat Anda berbicara, itu akan lebih didengarkan oleh orang lain. 

9. Miliki Sahabat Karib.
Seorang sahabat karib, bisa dipercaya, dan dapat memberikan dukungan buat Anda, pada saat diperlukan. Sahabat juga tempat untuk berbagi. Dengan berbagi, gemuruh amarah akan menemukan pelepasannya, sehingga bisa diredakan. 

10. Bahasa Positif & Lugas. 
Meskipun marah karena merasakan ketidak adilan pada diri Anda, tetaplah fokus dan selektif. Gunakan bahasa positif namun lugas, simple, dengan nada suara yang rendah. Ini bisa membuat rasa marah mereda, dan bicara Anda pun akan lebih diperhatikan, dibandingkan jika Anda mengungkapkannya dengan nada tinggi dan keras, apalagi jika sampai memaki dan menghujat…yang mana bisa saja “seluruh isi kebun binatang” keluar dari mulut Anda.

11. Memelihara Binatang. 
Nah, daripada “seluruh isi kebun binatang” keluar dari mulut Anda, saat marah…mendingan Anda memelihara hewan kesayangan, hehehe…. Ini tidak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Memelihara hewan kesayangan adalah tindakan bagus dan baik, sebagai awal Anda untuk belajar memperhatikan lingkungan sekitar Anda. Penelitian psikologis, menunjukkan bahwa secara fisik dan emosi, pemilik hewan kesayangan lebih baik, dibandingkan yang tidak memilikinya.

Renungkan, Mengapa Kita Marah? “Apa yang membuat saya jadi marah? Apakah saya harus merelakan diri saya diperbudak setan? Apakah marah ini menyelesaikan masalah? Atau malah menjerumuskannya?” Kemudian renungkan, siapa yang menghendaki kita marah?Apakah memang karena masalah?Atau karena bisikan syetan yang terkutuk? Apa sih yang kita inginkan dari marah ini? Apakah kita ingin orang mengerti, atau kita hanya sekedar memuntahkan kekesalan? Dengan terus bertanya, InsyaAllah akan menghentikan kemarahan. Dengan mengetahui upaya yang dapat dilakukan apabila rasa marah sedang berkecamuk di hati, maka semoga kita semua dapat terhindar dari semua hal negatif yang disebabkan oleh rasa marah.

Kiat Mengendalikan Marah 
Apakah marah itu salah? Bolehkah kita mengungkapkan kekesalan atau kekecewaan yang amat dalam melalui kemarahan? 

Mungkin pertanyaan itu sudah dapat Anda jawab karena setiap orang, termasuk Anda, memiliki pandangan pribadi tentang kemarahan. Tulisan ini tidak akan membahas boleh atau tidak, salah atau tidak soal marah itu.

Hal yang paling utama adalah bagaimana mengendalikan kemarahan itu supaya ketika kita harus mengungkapkannya, hati dan pikiran bisa secepatnya jernih kembali. 

Jadi, apa yang perlu kita lakukan? 

1. Sadari bahwa Anda sedang marah. 
 Mungkin kedengaran aneh ketika kita marah kita juga diminta untuk sadar bahwa kita sedang marah. “Kalau marah ya marah aja,” begitu mungkin pendapat pribadi Anda. Tidak ada yang salah. Akan tetapi, ketika kita mampu mengolah kesadaran bahwa kita sedang marah maka kemarahan itu masih tetap terkendali.

2. Pastikan bahwa Anda memang berhak marah.
Ups, memang hak setiap orang untuk marah dalam situasi tertentu. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda memang berhak marah pada saat itu. Jangan tiba-tiba tanpa sebab Anda lalu marah-marah. Orang pasti akan terheran-heran dengan tindakan Anda. Bisa jadi Anda akan dibilang sedang stres karena tanpa sebab Anda meluapkan kemarahan. Hak Anda untuk marah ketika hati Anda dilukai orang lain. Daripada dipendam, sebaiknya ungkapkan saja, bukan? Asal dalam porsi yang benar, kemarahan bisa juga kok mendidik kita untuk lebih bijak.

3. Marahlah pada orang yang tepat. 
Ketika kita marah, tujukan kepada orang yang tepat. Jangan sembarang orang kita marahi. Bisa saja kita malah kena serangan balik yang membuat kita malu. Kalau bisa juga tujukan kemarahan kepada orang yang mau berubah, berani bersikap ketika merasa bersalah, dan tidak sulit meminta maaf. Kemarahan kepada orang seperti ini akan memberikan pelajaran yang berharga untuk hidup yang lebih baik. 

Ketiga butir di atas semoga bisa menjadi sekelumit inspirasi ketika sisi-sisi batin kita sedang “panas”. Memang lebih bijak ketika kita bisa dengan cepat mengendalikan diri dan mengubah kemarahan menjadi senyum ramah, penuh kelemahlembutan dalam bertutur kata. Namun, jika belum mampu secepat itu membalikkan suasana batin maka marahlah dalam kendali diri yang lebih baik lagi. 

Semoga kita bisa. Dan, jika Anda malah marah setelah membaca tulisan saya ini, saya minta maaf. Ups, jangan marah……

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bersabar. Amin….Insya Allah…

Referensi : Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadis.

Jumat, 31 Januari 2014

Hindari Marah Didekat si Kecil

 
 
Bayi memang lebih sering tidur, tetapi bukan berarti telinga mereka berhenti bekerja. Bayi yang sedang tidur dapat merespon suara apapun di sekitarnya, termasuk saat orang tua mereka marah atau bertengkar. Bayi akan tertekan dan mudah sakit jika sering mendengar nada suara marah.

Dilansir Dailymail, penelitian dari Amerika Serikat menemukan bahwa otak bayi dapat menanggapi suara dengan nada marah walaupun mereka sedang tidur. Otak bayi masih sangat lunak, sehingga perkembangannya tergantung bagaimana kondisi lingkungan dan pengalaman mereka saat tumbuh. Perkembangan ini bisa terhambat bila bayi mengalami stres dan tekanan besar.

Konflik Orang Tua Pengaruhi Perkembangan Otak Bayi

Peneliti dari University of Oregon menggunakan scan MRI untuk mempelajari otak 20 bayi yang sedang tidur. Dari hasil pemindai, diketahui bahwa bayi dapat merespon ucapan sangat marah, sedikit marah, suara bahagia dan ucapan netral. “Konflik antara orang tua berkaitan dengan bagaimana fungsi otak bayi berkembang,” ujar Alice Graham, salah satu peneliti.

Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa bayi yang sering mendengar konflik, intonasi suara kasar, dan suara marah akan mempengaruhi proses perkembangan otak bayi, karena mereka akan mengalami stres dan tekanan secara emosi.

Bunda, pastikan Anda tidak marah atau bertengkar di dekat bayi, sekalipun mereka sedang tidur. Jangan sampai kemarahan Anda berpengaruh buruk terhadap perkembangan otaknya




Rabu, 08 Januari 2014

ISTIQOMAH DALAM MENJAGA HIJAB SYAR'I


Hijab syar’i atau yang sering kita sebut dengan Jilbab itu bukanlah sekedar trend agar dapat tampil beda, lebih modis atau pun lebih keren. Sehingga ketika kita suka maka kita akan mengenakannya, dan jika tidak suka maka kita bebas menangnggalkannya. Jilbab itu berfungsi sebagai hijab syar’i untuk menutupi aurat, memperjelas identitas diri dan menjaga kehormatan bagi wanita muslimah. Mengenakannya di hadapan laki-laki yang bukan mahram merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi tentu saja dengan kriteria menutup aurat yang benar sesuai dengan ketetapan syara.’ Kriteria hijab syar’i tersebut diantaranya adalah:

a. Menutupi seluruh tubuh (selain wajah dan telapak tangan), dan ini pendapat yang paling ringan dan moderat, yaitu pendapat yang tidak mewajibkan wanita menutup wajah dan telapak tangan. Meskipun demikian mereka tetap berpendapat bahwa menutupnya lebih baik dan lebih utama. Allah Ta’ala berfirman: “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S Al-Ahzab: 59)
 
b. Tidak berfungsi sebagai perhiasan dalam bentuk pakaian, seperti busana yang modis dengan motif-motif tertentu, atau ditambahkannya hiasan-hiasan tertentu untuk mempercantik busana itu sendiri (kain dengan motif yang norak, bunga-bunga, border, renda, sulam pita, dan ditambah lagi berbagai aksesoris lainnya)

c. Tebal dan tidak transparan (tembus pandang), sehingga aurat yang semestinya ditutup menjadi tampak secara transparan. Seperti dijelaskan dalam hadits Rasul saw bahwasanya satu dari dua golongan penghuni neraka adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang (transparan), H.R Muslin, dari Abu Hurairah.

d. Longgar dan tidak ketat. Meskipun busana itu kainnya tebal tetapi jika modelnya ketat atau mini, maka akan memperlihatkan bentuk dan lekuk-lekuk tubuhnya. Maka busana muslimah yang ideal itu adalah yang longgar dan kainnya tebal.

e. Tidak mengandung unsur pewangi. Hal ini seperti dijelaskan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “ Jika salah seorang diantara kamu (wanita) pergi ke Masjid, maka janganlah kalian mengenakan parfum (wangi-wangian)” Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Wanita manapun yang mengenakan parfum (wewangian) kemudian ia keluar meninggalkan rumahnya dan bertemu dengan suatu kaum hingga mereka mencium aroma itu maka wanita itu sudah berbuat begini-begini-yaitu berbuat zina-)

f. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, bahwasanya Rasulullah saw melaknat wanita yang berperangai seperti laki-laki ataupun laki-laki yang berperangai seperti wanita.

g. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Seperti dalam hadits: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dari Ibnu Abbas)

h. Bukan merupakan pakaian Syuhrah, yaitu pakaian yang menarik perhatian, aneh, dan membikin ketawa. (Fatawa lajnah Ad-Daimah 17/281, fatwa no: 3618). Pendapat ini sesuai dengan sabda Rasul saw berikut ini;
من لبس ثوب شهرة ألبسه الله يوم القيامة ثوباً مثله ثم يلهم فيه النار ) رواه أبو داود
وإبن ماجه وحسنه الألبانى فى صحيح الجامع ( 6526 )
“Barang siapa mengenakan pakaian syuhrah, maka Allah Ta’ala akan mengenakan padanya pakaian yang serupa pada hari kiamat, kemudian memasukkannya ke dalam neraka” ( H.R Abu Daud, dan Ibnu Majah dan dihasankan Al-Bani dalam Shohih Al-Jami’/6526) (Haditsun minal Qalbi, Yasir Burhami, Ad-Da’wah As-Salafiyah, 1/3-4)

Ketika muslimah salah dalam memaknai jilbab, tentu berakibat pada perilaku dan penampilan yang salah pula, seperti muslimah yang mengenakan kerudung pendek kemudian diikatkan di lehernya dengan celana jean plus kaos ketat, atau muslimah yang mengenakan pakaian yang longgar plus kerudungnya tetapi lekuk tubuhnya terlihat dengan aduhai, atau muslimah dengan pakaiannya yang tebal tetapi ketat (pakaian mini) yang membentuk seluruh organ tubuhnya, ditambah lagi berbagai aksesoris yang menarik, yang intinya pakaian itu sendiri berfungsi sebagai perhiasan yang menutupi perhiasan hakikinya, bahkan tampak lebih menarik dari perhiasan yang hakiki, belum lagi muslimah yang cenderung meremehkan hijabnya karena merasa berada di dalam rumah.

Dari fenomena tersebut perlu adanya kesadaran bahwa menjaga hijab syar’i adalah kewajiban yang harus dikerjakan setiap muslimah kapan pun dan di aman pun itu, selama ada di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, untuk itu mempelajari dan memahami hijab syar’i itu hukumnya adalah wajib. Wallahua’lam bishshowab.

Minggu, 24 November 2013

Hijab Simpel dan Modis






Beragam gaya busana muslim yang simpel dan modis untuk berbagai kesempatan/acara, lengkap dengan kurudung, dan aksesoris yang cocok untuk pengguna hijab. Inspirasikan gaya hijabmu dengan model modis dan up to date sesuai usia dan komunitas namun mengikuti Syariah Islam.

Cara memakai hijab simpel dan modis bisa dibilang buruan para hijabers yang lagi sedang belajar tutorial dan tips memakai jilbab atau kerudung. Sebab dengan model yang simple mereka bisa dengan cepat menggunakan dan melepas jilbabnya tanpa mebutuhkan waktu yang lama. Belum lagi, kalau Anda seorang wanita karir yang selalu diminta cepat dalam bekerja. Selama ini kita mengenal jilbab atau hijab atau pun kerudung sebagai alat penutup aurat saja, tapi dengan ditemukannya teknik dan cara baru memakai jilbab yang lebih modis, maka menggunakan jilbab tidak lagi terlihat membosankan bagi orang belum punya hidayah untuk mengenakannya. Berbagai model yang bisa kita pelajari agar style kita dalam menutup aurat tidak terlihat monoton. Hanya saja, dalam hal ini agama Islam mengatur bahwa menutup aurat selayaknya menutupi hingga ke dada. Mungkin ini yang banyak tidak disadari oleh para hijabers sehingga terkadang melilitkannya saja di lehernya.

Dalam buku ini ada tutorial pemakaian hijab secara simpel dan aneka hijab modis yang sangat cocok untuk remaja putri maupun dewasa dan orang tua. Harga Rp.32.000, belum termasuk ongkir. Pemesanan bisa via sms ke 085293342591 atau inbox juga bisa.

Jumat, 22 November 2013

10 Cara Supaya Suami Sayang Istri Selamanya






Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang istri agar selalu disayang suami. Dalam setiap rumah tangga, sudah seharusnya seorang suami sayang istri, begitu juga sebaliknya. Sepasang suami istri harus selalu menyayangi. Istri sayang suami dan suami sayang istri, merupakan 2 istilah yang sama-sama harus selaras dan sejalan agar tercipta sebuah keluarga yang harmonis. Selain itu yang paling penting adalah bagaimana agar Suami betah di rumah.


Berikut ini 10 Tips supaya suami selalu sayang istri:
1. Taat.
Suami dengan segala kelebihannya telah dijadikan Allah sebagai pemimpin bagi wanita. Keluarga ibarat sebuah kapal, maka mestilah ada yang menahkodainya. Itulah suami yang yang akan membawanya kemana kapal berlabuh. Karena itu, istri shalihah harus senantiasa mematuhi suaminya, kecuali dalam maksiat kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda:
Seandainya aku memerintahkan agar seseorang bersujud kepada orang orang lain maka pasti (yang paling dulu) aku memerintahkan agar seorang wanita (istri) bersujud kepada para suaminya. (HR at-Tirmidzi).

2. Pandai menjaga amanatnya sebagai ibu (ummie).
Tugas utama seorang ibu adalah merawat (baik dari sisi fisik maupun psikologisnya), membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Tugas ini tidak boleh diabaikan. Agar suami senang, anak harus selalu terawat kebersihan-nya, juga kondisi psikologisnya. Akan sangat tidak enak tentunya kalau suami pulang ke rumah melihat anak-anak yang masih tampak kotor karena belum mandi sore, atau menangis tidak mau berhenti hanya karena ibunya tidak peka melihat keinginan anak. Kegesitan dan kecermatan ibu ketika pagi hari harus menyiapkan anak-anak yang akan berangkat sekolah juga akan membuat suasana rumah terasa lebih segar. Dengan begitu, suami juga akan merasa tenang ketika akan memulai aktivitasnya.

3. Pandai menjaga amanat sebagai pengatur rumah tangga (rabbah al-bayt).
Rumah akan sangat terasa nyaman jika senantiasa tampak tertata, teratur dan bersih. Fisik rumah tentu bukan menjadi syarat utama. Yang penting, bagaimana istri bisa mengatur dan menjaga kebersihan rumah sehingga semua anggota keluarga, termasuk suami, betah tinggal di dalamnya.

4. Pandai menjaga diri, kehormatan dan harta suami.
Ketika suami tidak di rumah, istri shalihah harus pandai menjaga diri dan harta suami dengan sebaik-baiknya. Ia tidak sembarangan menerima tamu di rumah atau melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya, seperti ngobrol ngalor-ngidul dengan tetangga yang kadang secara tidak sengaja akan bercerita tentang keburukan suami atau keluarga.
Rasulullah saw. bersabda:
Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah, yakni…yang jika suaminya tidak ada di sisinya, ia menjaga diri dan harta suaminya. (HR Ibn Majah).

5. Berilah penghargaan dan kejutan.
Semua orang, tak terkecuali suami, sangat senang jika dihargai. Penghargaan tidak selalu dalam wujud materi, tetapi bisa pujian atau pelukan mesra. Cobalah sekali-kali bawakan oleh-oleh kesukaannya saat dia dengan rela menjaga anak-anak ketika istri harus keluar rumah untuk berdakwah; kirimkan sms penuh kebanggaan ketika suami selesai mengisi dengan sukses sebuah acara sebelum peserta memberikan applause; atau berilah hadiah spesial pada saat-saat tertentu.

6. Menyenangkan jika dipandang.
Nabi Muhammad saw. bersabda: Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (HR Muslim).
Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah, yakni yang jika suami memerintahnya, ia menaatinya; jika suaminya memandangnya, ia membuat suaminya bahagia… (HR Ibn Majah).
Perempuan cantik memang enak untuk dipandang. Namun, kecantikan fisik bukan segalanya, karena istiri semakin lama juga akan semakin tua. Buatlah suami agar selalu merasa senang dan betah di rumah dengan memberi kesetiaan yang ikhlas, senyuman yang tulus dan menawan, serta cinta dan pengorbanan. Panggillah dengan panggilan yang paling dia sukai.

7. Bertutur kata lembut.
Saling menasihati antar suami-istri harus selalu dilakukan. Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna. Siapa pun suatu saat bisa melakukan kesalahan. Karena itu, penting istri untuk tidak lupa mengingatkan suami ketika dia alpa. Lakukanlah semua itu dengan penuh kelembutan. Pilihlah kata-kata yang baik dan santun selama berdialog. Rendahkan nada bicara dan usahakan dengan intonasi yang terkontrol. Kata-kata yang baik, jika disampaikan dengan cara yang lembut, akan melahirkan kekuatan yang besar. Semua itu, insya Allah, akan bisa menggerakkan jiwa yang lemah, membangkitkan semangat orang yang putus asa, dan menenteramkan hati yang gelisah. Ia juga akan meluluhkan sikap yang kaku sehingga nasihat yang semula tidak bisa masuk berubah menjadi nasihat yang menggugah dan menyadarkan.

8. Tidak membebani, tetapi membantu mencari solusi.
Kehidupan berumah tangga tentu tidak lepas dari persoalan. Sebagai istri shalihah, ketika persoalan itu datang, bantulah suami untuk mencari solusi. Kalau tidak mampu, jangan menambah persoalan baru atau bahkan menuntut sesuatu di luar batas kemampuan-nya. Persoalan-persoalan kecil yang mampu diselesaikannya sendiri dan tidak memerlukan izin suami, selesaikanlah dengan segera. Jadikanlah diri istri menjadi tempat yang nyaman buat suami untuk mengadu dan menumpahkan kepenatan setelah seharian keluar rumah untuk mencari rezeki atau berdakwah. Biasakan untuk selalu bersyukur dengan semua nikmat yang didapat, bersabar ketika menghadapi kesulitan, tawakal jika mempunyai rencana, dan bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan.

9. Pandai melayani suami.
Urusan perempuan memang tidak hanya seputar sumur, dapur dan kasur. Namun, istrilah yang bertanggung jawab untuk ketiga urusan itu. Bisa saja ada pembantu yang memasak, tetapi menyiapkan makan, minum dan segala keperluan suami di dalam rumah merupakan kewajiban istri. Lakukan semua itu dengan ikhlas dan penuh rasa cinta. Tentu akan berbeda rasanya teh manis buatan istri tercinta dibandingkan dengan buatan pembantu. Insya Allah, akan terasa lebih nikmat. Jadilah istri yang selalu siap “melayani” suami dan pandai membuatnya “bergairah”.

10. Jadilah pemaaf dan ringan berterima kasih.
Manusia selamanya tetap manusia, yang memiliki sifat pelupa dan khilaf. Wajar jika suami atau istri sekali waktu berbuat keliru. Karena itu, diperlukan upaya saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran agar tetap di jalan Allah. Jadilah istri yang pemaaf dan tahu berterima kasih.


 
eXTReMe Tracker